Kamis, 17 Januari 2013

PROPOSAL BAB 1


Proposal penelitian
Perbandingan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning type numbered heads together dengan menggunakan model konvensional di SMPN 1 Tigo Nagari Kab. Pasaman

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
Metodologi penelitian pendidikan dan pengajaran matematika
Oleh:
YETMAWATI   2410.046

Dosen Pembimbing :
M.Imamuddin M.Pd

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN) Syech M Djamil Djambek
Bukittinggi
2013

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur  penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini. Kemudian shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Penghargaan dan cinta terbesar penulis tujukan kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan cinta kasih, mendidik dan memberikan motivasi dalam mencapai cita-cita. Hal ini juga penulis sampaikan kepada saudara-saudara ku dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.        Bapak ketua dan Bapak/Ibu pembantu ketua, Bapak ketua Jurusan Tarbiyah serta Bapak ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di STAIN ini.
2.        Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan/i STAIN yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di Perguruan Tinggi ini.
3.        Pimpinan serta Karyawan/i perpustakaan STAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan kelas ini.
4.        Teman-teman seangkatan BP. 2010 Tarbiyah Pendidikan Matematika yang telah ikut memberikan motivasi kepada penulis.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Semoga amalan dan jasa baik yang telah diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT. Amiin…

                                                                                    Bukittinggi,     Januari 2013
                                                                                                   Penulis

                                                                                           YETMAWATI
            BP. 2410.046
DAFTAR ISI
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah..............................................................
B.       Identifikasi Masalah ...................................................................
C.       Rumusan Masalah ......................................................................
D.       Manfaat Penelitian .....................................................................
E.        Defenisi Operasional.....................................................................
BAB II    LANDASAN TEORITIS
A.       Variabel Penelitian
1.   Pengertian berpikir kritis ........................................................
2.   Model pembelajaran koperatif ...............................................
B.       Model pembelajaran NHT
1.   Pengertian................... ..…………………………………...
2.   Tujuan Model pembelajaran NHT.........................................

C.       Model pembelajaran konvensional
1.   Pengertian Model  pembelajaran konvensional.................................
2.   Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran konvensional..................

BAB III   METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode dan Desain Penelitian.........................................................
B.     Rangcangan Penelitian.........................................................................................
C.     Populasi dan Sampel......................................................................
D.    Variable dan Sumber Data......................................................................
E.     Prosedur  Penelitian...............................................................
F.      Instrument  Penelitian..........................................................................
G.    Teknik  Analisis Data......................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
        Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, sebab pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Maju mundurnya suatu masyarakat atau bangsa ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Jadi pendidikan merupakan salah satu cara pembentukan manusia untuk berfikir rasional seefektif dan seefisien mungkin dalam menghadapi masalah- masalah yang timbul dalam kehidupan.
Allah juga telah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa manusia yang mencari ilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya, sebagaimana dalam al-Qur’an surat Al- Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:




Artinya:Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Begitulah Allah menyebutkan dalam Al- qur’an akan meninggikan derajat orang yang menuntut ilmu memperlihatkan betapa pentingnya menuntut ilmu yang terjadi dalam pendidikan.
Sedangkan di dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 3 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan rumusan di atas, diketahui bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk meningkatkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan suatu bangsa atau negara membutuhkan manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu kemajuan suatu negara tidak terlepas dari kemajuan sektor pendidikan, melalui pendidikan diharapkan akan diperoleh manusia yang cerdas dan mampu memenuhi tuntutan perkembangan dunia saat ini.
Tercapainya tujuan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah metode seorang pendidik memberikan suatu pelajaran dan fasilitas yang digunakannya dalam pembelajaran. Selain itu, faktor individu, yaitu faktor internal yang berasal dalam diri individu itu sendiri dan juga faktor eksternal yang berasal dari luar diri individu itu sendiri termasuk di dalamnya lingkungan. Sehingga hal tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.
Berbagai usaha sudah dilakukan oleh pakar pendidikan, seperti memperkenalkan dan menerapkan berbagai metode atau pendekatan mengajar yang bervariasi mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Walaupun demikian sampai saat ini rendahnya mutu pendidikan masih menjadi bahan pembicaraan para pakar pendidikan dan masyarakat umum.
            Matematika adalah suatu mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun banyak orang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dikuasai oleh siswa, sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang kurang disenangi. Anggapan ini muncul karena penyampaian materi yang sering berbelit-belit dan menggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami. Ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran ini kemungkinan juga disebabkan oleh sukarnya memahami pelajaran matematika itu sendiri. Ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika  siswa tersebut.
Proses pembelajaran matematika sebaiknya memenuhi keempat pilar pendidikan masa datang yaitu:
1.      Proses ”learning to know” : siswa memiliki pemahaman dan penalaran yang bermakna terhadap produk dan proses matematika (apa, bagaimana, dan mengapa) yang memadai.
2.      Proses “learning to do” : siswa memiliki keterampilan dan dapat melaksanakan proses matematika (doing math) yang memadai untuk memacu peningkatan perkembangan intelektualnya.
3.      Proses ”learning to be” : siswa dapat menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai-nilai keindahan akan produk dan proses matematika yang ditunjukkan dengan sikap senang belajar, bekerja keras, ulet, sabar, disiplin, jujur serta mempunyai motivasi berprestasi dan rasa percaya diri.
4.      Proses ”learning to live together in peace and harmoni” : siswa dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dalam metematika melalui bekerja atau belajar bersama, saling menghargai pendapat orang lain dan sharing ideas.[1]

Bersamaan dengan adanya keempat pilar pendidikan masa datang tersebut hendaknya proses pembelajaran matematika dapat dilaksanakan berdasarkan keempat pilar tersebut agar dapat menjadikan proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna.
Dalam kenyataannya proses belajar dan pembelajaran metematika di sekolah – sekolah belum bisa berjalan seperti yang di harapkan. Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah menunjukan bahwa pendidikan matematika masih sangant rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase kekuntasan minimal hasil belajar matematika siswa seperti pada table
Table :Nilai rata – rata dan Persentase Ketuntasan Nilai Ujian Mid Semester 1 mata pelajaran matematika di kelas VII SMPN 1 Tigo NagarI tahun pelajaran 2012/2013
Kelas
Rata
-rata
Ketuntasan Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah siswa
jumlah
%
jumlah
%
VIIa
59,25
12
40%
18
60%
30
VIIb
52,35
9
30%
21
70%
30
Sumber: Guru Matematika Kelas VII SMPN 1 Tigo Nagari
Tabel 1 menunjukan bahwa niali ujian matematika kelas VII SMPN 1 Tigo Nagari  masih rendah karena dibawah criteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70[2]. Selain itu dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang tidak tuntas dibandingkan dengan jumlah siswa yang tuntas. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hasil belajar matematika siswa pelajaran matematika relative rendah.
Berdasarkan wawancara penulis pada guru mata pelajaran matematika SMPN 1 Tigo Nagari pada tanggal 3 Desember 2012, didapatkan informasi tentang pembelajaran matematika ,diantaranya pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu guru ke siswa sehingga siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu , kebanyakan siswa malas mengeluarkan pendapat atau gagasanya, karena mereka lebih terbiasa menunggu jawaban dari guruya dan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Serta siswa tidak serius dalam mengerjakan latihanya  dan  malu bertanya kepada gurunya jika tidak mengerti, kurangnya keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru,siswa tidak mau saling berbagi pengetahuan dengan temanya,dan siswa belum terlatih bekerja sama dengan siswa lainya[3] .
Guru sebagai salah satu komponen utama dalam pendidikan diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran matematika  agar keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah  dengan  pembelajaran kooperatif  yang  mempunyai beberapa kelebihan di antaranya :
a.       Reaksi siswa terhadap belajar yang terbuka cukup baik
b.      Pertisipasi aktif siswa lebih mudah dikembangkan
c.      Langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar sangat sistematis dan lebih mudah ditetapkan
Ada beberapa pembelajaran kooperatif, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Pembelajaran ini di kembangkan oleh Spenser Kagen (1993). Dengan melibatkan siswa dalam suatu pelajaran dengan mengecek pemahaman mereka terhadap isi dari pelajaran itu.
Menurut Ibrahim (2002) ada empat tahap dalam pelaksanaan Numbered Head Together yaitu : penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab,saling membantu dalam kelompoknya dan diberi kesempatan untuk berbagi dengan siswa lain. Penerapam model pembelajarn kooperatif Tipe NHT diharapkan dapat memotivasi siswa untuk memberikan ide – ide atau bertanya pada guru dan teman jika ada pembelajaran yang tidak dipahami serta dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning type numbered heads together dengan menggunakan model biasa

1.2   Identifikasi  Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dan dibatasi sebagai berikut :
1.      Proses belajar mengajar yang masih terpusat pada guru
2.      Materi Matematika yang abstrak  membuat siswa merasa sulit mempelajari sehingga siswa cenderung tidak menyukai matematika.
3.      Aktifitas siswa dalam pembelajaran belum berkembang secara optimal yang tergambar pada aktifitas siswa yang masih monoton.
4.      Hasil belajar matematika siswa masih rendah dengan indikasi banyaknya siswa yang belum mencapai Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah.

1.3   Batasan  Masalah
  Karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki, maka masalah yang dibahas dalam hal ini hanya difokuskan pada apakah hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model mengajar Cooperatif Learning Tipe Numbered Head Together lebih baik dari pada yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas VII di SMPN I Tigo Nagari
                                                                                                                                                                    
1.4   Rumusan  Masalah
 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah aktifitas siswa kelas VII SMPN I Tigo Nagari dengan menggunakan model pembelajaran NHT?
2.      Apakah hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model NHT lebih baik daripada hasil belajar menggunakan model pembelajaran konvensional di SMPN I Tigo Nagari?

1.5 Tujuan Penelitian
        Peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Numbered Head Together lebih baik dari pada yang menggunakan model pembelajaran konvensional

1.5   Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi :
1.      Bagi siswa
        a. Sebagai acuan dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
         b. Sebagai acuan dalam mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses    pembelajaran                                           
c. Sebagai acuan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika karena materi dikaitkan dengan konteks keseharian siswa dan lingkungan dunia nyata siswa.
2.      Bagi guru
a.       Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan suatu model pembelajaran, serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
b.      Sebagai masukan pertimbangan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dengan pembelajaarn kooperatif tipe NHT.
c.       Dapat lebih menciptakan suasana kelas yang menghargai (menghormati) nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.
3.      Bagi sekolah
Dengan adanya strategi pembelajaran yang baik maka mampu mewujudkan siswa yang cerdas dan berprestasi.
4.      Bagi peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan untuk menjadi seorang pendidik kelak dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

1.6   Defenisi Operasional
  Model Numbered Head Together (NHT) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
   Model pembelajaran konvensional adalah pengajaran yang pada umumnya biasa dilakukan sehari-hari. Guru lebih aktif dari siswa, sedangkan siswa hanya menerima materi tanpa adanya timbal balik antara guru dan siswa dalam belajar. Cara menyampaikan materi dengan ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi.
 Aktifitas siswa adalah keikut sertaan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Aktifitas ini meliputi: mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, membaca, mengerjakan soal, berdiskusi atau bertanya antara siswa dan guru, berdiskusi atau bertanya antara siswa dan siswa, perilaku yang tidak relevan dalam pembelajaran.
Hasil belajar  siswa Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran dan menjadi indikator keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah proses belajar, siswa memperoleh pengetahuan yang dapat mengubah tingkah laku terhadap diri siswa. Perubahan tingkah laku terhadap diri siswa dilihat dari hasil tes belajar yang dilakukan oleh siswa


[1] Depdiknas, Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penelitian, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h.12
[2] Leli royani,S.Pd, Guru mata pelajaran matematika SMPN 1 Tigo Nagari .
[3] Leli Royani ,S.Pd, Guru mata pelajaran matematika SMPN 1 Tigo Nagari ,Wawancara 3 desember 2012 di SMPN 1 Tigo Nagari

1 komentar: