Jumat, 18 Januari 2013

PROPOSAL BAB III


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
      Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain[1]. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pra-eksperimental yaitu penelitian yang mengandung beberapa dari eksperimental, dalam jumlah yang kecil, karena itu penelitian yang demikian itu tidak dapat dikatakan sebagai benar-benar eksperimental[2].

                                        
3.2 Rancangan Penelitian
         Rancangan penelitian yang digunakan adalah The Static Group Comparison Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel II. Bagan Rancangan Penelitian
Kelas
Perlakuan
Tes Akhir
(K) E
X
T2
(K) C
-
T2

Keterangan:
(K) E      : Kelas eksperimen
(K) C      : Kelas kontrol
 X           : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran dengan media komik.
 T2              : Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di akhir penelitian[3]


3.3 Populasi dan Sampel
1.  populasi
        Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[4] Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I  Tigo Nagari, yang terdaftar tahun ajaran 2011/2012.
2.Sampel
      Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[5] Sampel yang dipilih haruslah dapat mewakili dan menggambarkan keseluruhan karakteristik dari populasi. Dalam pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto menjelaskan:
”Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”[6]

          Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka penulis mengambil sampel penelitian secara total sampling yaitu teknik sampling dimana elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel adalah seluruh anggota populasi atau seluruh anggota populasi dijadikan sampel.karena kelas VII terdiri dar lima kelas, Sehingga sampel dalam penelitian ini penulis ambil  adalah seluruh siswa kelas VIIA.




3.4  Variabel Data dan Sumber Data
Sekunder
1.      Variabel
 Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
a.       Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan membandingkan model pembelajaran konvensial dengan pembelajaran NHT
b.      Variabel terikat adalah  melihat pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran NTH
2.                                  Data
a.        Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)      Data primer yaitu data tentang  hasil belajar siswa dengan menggunakan model  pembelajaran konvensional dan NHT data siswa di peroleh setelah mengadakan eksperimen.
2)      Data sekunder yaitu data nilai rapor matematika X semester I  tahun 2011/2012
b.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1)      Data primer bersumber dari siswa kelas VIIA SMPN I Tigo Nagar iyang menjadi sampel dalam penelitian ini.
2)      Data sekunder bersumber dari Tata Usaha dan guru bidang studi matematika SMPN 1 Tigo Nagari.


1.5  Prosedur Penelitian

1.Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti mempersiapakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan peneliti yaitu:
a.    Menetapka jadwal penelitian
b.   Menentukan kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas control
c.    Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
d.   Mempersiapkan sumber – sumber ,alat- alat dan bahan – bahan yang diperluakan untuk mendukung model pembelajaran kooperatif Tipe NHT
e.    Menyusun soal latihan dengan indicator hasil belajar
2.   Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ,peneliti melakukan pembelajaran dikelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif NHT , sedangkan dikelas control menggunakan pembelajaran konvensional.
a.   Kelas eksperimen
1.   Pendahuluan (  10menit)
a.    Guru membuka pembelajaran
b.   Guru mengabsen siswa
c.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d.   Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran metematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
e.    Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 2 orang dalam 1 kelompok

2.      Kegiatan inti(  65 menit)
                            yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut
1.      membentuk kelompok 4-6 orang yang heterogen. Setelah pembagian kelompok,
2.      selanjutnya adalah memberikan penomoran.
3.      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan pertanyaannya dapat bervariasi,
4.       kemudian siswa mengajukan pendapatnya terhadap pernyataan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya untuk mengetahui jawabannya
5.       Guru memanggil satu nomor tertentu
6.      kemudian siswa yang nomornya sama harus mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas
7.      penutup diakhiri dengan meyimpulkan materi dan mengakhiri kegiatan.

Penulis menggunakan perincian sebagai berikut :
a)     Lima menit pertama menjelaskan tentang tujuan pembelajaran baik tujuan umum maupun            khusus
b)      Sepuluh menit kedua membagi kelompok dan memberikan penomoran
c)      Lima belas menit ketiga memberikan bahan ajar atau materi
d)     Dua puluh menit ke empat siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal dalam    kelompok
e)      Sepuluh menit kelima pembahasan soal-soal dari nomor yang telah di panggil
f)       Lima menit terakhir penutup dengan menyimpulkan materi dan mengakhiri kegiatan.

3.                        Penutup ( 5 menit)
1        Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2        Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) yang ada pada buku panduan siswa.

b.   Kelas control 
1.      Pendahuluan (  10menit)

             a.      Guru membuka pelajaran
            b.      Guru menciptsksn suasana yang kondusif
             c.      Guru mengabsen siswa
            d.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2.   Kegiatan inti(  60menit)

                a.      Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan Tanya jawab sesuai dengan pokok bahasan
               b.      Guru memberikan beberapa soal latihan .Saat memberikan latihan ,guru memantau kegiatan siswa,membimbing dan membantu dalam kesulitan menjawab soal
                c.      Membahas soal latihan dengan menukar silangkan latihan siswa dan memberikan kesempatan kepada sisaw yang mau menyelesaikan soal latihan di depan kelas
               d.      Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang tampil

3.      Penutup ( 10menit)
          a.         Guru membahas soal yang tidak dapat diselasaikan oleh siswa
         b.         Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan PR    
3.      Tahap Evaluasi
Dilakukannya pre tes sebelum perlakuan dan dan setelah perlakuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan cooperative learning tipe NHT apakah lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran model biasa ?. Dengan cara membandingkan hasil dari kedua kelas yang menggunakan masing-masing model pembelajaran tersebut.
1.Perlakuan pada kelas eksperimen
2.Perlakuan pada kelas control
3.Pelaksanaan tes akhir


3.6 Instrumen Penelitian
1.       Lembar observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi buatan untuk mancapai tujuan tertentu.[7] Observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik selama pembelajaran, berdiskusi, mengerjakan tugas, bertanya, dan sebagainya. Untuk mengetahui hal tersebut maka diperlukan lembar observasi. Lembar observasi ini akan diisi oleh seorang observer.
Langkah-langkah dalam menyusun lembar observasi adalah:
a.       Merumuskan tujuan observasi
b.      Membuat lay-out atau kisi- kisi observasi
c.       Menyusun aspek- aspek yang akan diobservasi
d.      Validasi lembar obsevasi
e.       Melaksanakan observasi
Adapun hal- hal yang akan dilihat oleh observer yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan model pembelajaran konvensional , dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 7. Aktifitas yang diamati
No
Indikator aktifitas
Aktifitas yang diamati
1.
Visual activities
Aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan guru dengan menggunakan model NHT dan menggunakan model konvensional

1.    Tes Hasil Belajar
Tes yang diberikan adalah tes berbentuk essay. Karena tes essay dapat mendorong siswa untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri. Dalam penyusunan tes tersebut, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu mengatahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan melihat apakah media pembelajaran yang digunakan berhasil diterapkan.
b.    Membuat batasan terhadap materi pelajaran yang akan diuji
c.    Membuat kisi-kisi tes hasil belajar matematika
d.   Menyusun butir-butir soal sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
e.    Membuat kunci jawaban kisi- kisi tes hasil belajar.
f.     Validasi tes
Validitas tes ini bertujuan untuk mengetahui validitas tes secara teoritis ( validitas isi ). Dalam suatu tes, tes dikatakan valid apabila materi yang akan diteskan kepada siswa sesuai bahan- bahan pelajaran yang diatur dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah digariskan dalam kurikulum. Dalam penelitian ini yang menjadi validator tes adalah seorang dosen dan guru.
g.    Melakukan uji coba tes
Sebelum tes dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes perlu diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah soal yang telah disusun dapat digunakan, direvisi atau dibuang. Dalam penelitian ini akan diujicobakan di SMPN 1 Tigo Nagari.
h.    Analisis butir soal tes
Analisis ini dilakukan untuk melihat dan mengidentifikasi soal- soal yang baik, kurang baik dan soal yang tidak sama sekali.
Hal- hal yang dilakukan dalam melakukan analisis butir soal adalah:
1)      Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.[1]
Untuk menentukan nilai validitas digunakan rumus:
Keterangan:
 Koefisien korelasi antara varabel X dan Y
 Jumlah testee
 Jumlah perkalian antara skor item dan skor total
 Jumlah skor item
 Jumlah skor total
Adapun kriteria nilai validitas soal adalah sebagai berikut:
Validitas (rxy)
Kualifikasi
 0%< rxy ≤ 55%
55%< rxy ≤ 65%
65%< rxy ≤ 75%
75%< rxy ≤ 85%
85%< rxy ≤ 100%
Sangat rendah
          Rendah
          Sedang
          Tinggi
Sangat tinggi

2)      Reliabilitas Soal
Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dilakukan berulang- ulang kali akan memperoleh hasil yang tetap. Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian sebanyak 5 butir soal. Untuk menentukan reliabilitas soal digunakan rumus:[2]
 
Dengan:
Koefisien reliabelitas tes
 Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
Jumlah varian skor dari tiap item
= Varian total

Klasifikasi reliabilitas menurut Slamet Santoso adalah:

  reliabilitas sangat tinggi
  reliabilitas tinggi
  reliabilitas sedang
  reliabilitas rendah
 reliabilitas sangat rendah[3]

Berdasarkan hasil analisis soal uji coba, diperoleh perhitungan reliabilitas tes hitung sebesar  soal tes tergolong kepada reabilitas tinggi.
3)      Indeks Tingkat Kesukaran (IK) soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.
Untuk menentukan indeks kesukaran butir soal digunakan rumus:
 

Keterangan:
 indeks kesukaran tes
banyaknya jawaban salah yang dibuat oleh kelompok tertinggi
banyaknya jawaban salah yang dibuat oleh kelompok rendah
skor setiap soal jika benar
 dari peserta tes
Adapun kriteria tingkat kesukaran berdasarkan indeks kesukaran adalah:
 sukar
 sedang
 mudah.[4]
4)      Indek Daya Pembeda (IP) Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mampu pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Indeks pembeda soal adalah angka yang menunjukkan perbedaan kelompok tinggi dan kelompok rendah. Untuk menghitung indeks pembeda soal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(a)    Data diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah
(b)   Kemudian diambil 27% dari kelompok  yang mendapat nilai tertinggi da 27% dari kelompok yang mendapat nilai rendah.
(c)    Dalam menentukan indeks pembeda soal yang berarti (signifikan) atau tidak, dicari dulu “degrees of freedom” (df) dengan rumus:  dengan
(d)   Cari indeks pembeda dengan rumus:
Dimana:
Indeks pembeda soal
 Rata- rata skor dari kelompok tertinggi
Rata- rata skor dari kelompok rendah
 Jumlah kuadrat deviasi dari kelompok tertinggi
 Jumlah kuadrat deviasi dari kelompok rendah
 dari pengikut tes
Adapun kriteria tingkat \pembeda soal berdasarkan indeks pembeda adalah:
   Daya pembeda
         Kualifikasi

0,40 ≤ D < 1,0
0,30 ≤ D < 0,39
0,20 ≤ D < 0,29
0,0 ≤ D < 0,19

Baik sekali
           Baik
           Cukup
           Jelek



Ditinjau dari keseluruhan soal (tes), tes tersebut berarti atau signifikan (memadai) jika:
50% dari jumlah tersebut
40% dari jumlah soal tersebut
10% dari jumlah soal tersebut  serta tidak ada soal yang  nya negatif.

Menurut Prawironegoro, “Suatu soal mempunyai daya pembeda soal yang berarti (signifikan) jika  pada df yang telah ditentukan.”[5]

5)      Klasifikasi soal
Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran ( ) dan indeks pembeda ( ) maka ditentukan soal yang akan digunakan.
Klasifikasi soal uraian menurut Prawironegoro adalah:[6]
(a) Item tetap dipakai jika  signifikan
(b) Item diperbaiki jika:
 signifikan dan  atau
 tidak signifikan dan 
(c) Item diganti jika  tidak signifikan dan  atau
B.  Teknik Analisa Data
1.    Lembar observasi
Data aktifitas yang diperoleh melalui lembar observasi menurut Anas Sudijono dianalisis dengan menggunakan rumus persentase, yaitu:
 
Keterangan:
 Persentase aktifitas

 Frekuensi aktifitas yang dilakukan
Jumlah siswa.[7]

Kriteria penilaian aktifitas dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)      Jika persentase penilaian aktifitas adalah 1%- 25% maka aktifitas tergolong sedikit sekali.
b)      Jika persentase penilaian aktifitas adalah 26%- 50% maka aktifitas tergolong sedikit.
c)      Jika persentase penilaian aktifitas adalah 51%- 75% maka aktifitas tergolong banyak.
d)     Jika persentase penilaian aktifitas adalah 76%- 100% maka aktifitas tergolong banyak sekali.[8]

Persentase aktifitas belajar siswa ini dipantau setiap kali pertemuan, sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media komik.
2.    Tes hasil belajar
            Tes hasil belajar dapat diukur dengan cara uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan secara statistik dengan melakukan uji- t dan menggunakan MINITAB 14, Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a)   Uji Normalitas
Melakukan uji normalitas sampel terhadap nilai tes hasil belajar matematika kelas VII yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel tersebut  berdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis yang diajukan adalah:
H0: Sampel berdistribusi normal.
H1: Sampel berdistribusi tidak normal
Untuk melihat sampel berdistribusi normal, digunakan uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Data X1, X2, X3, ……, Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil sampai yang terbesar.
2)      Mencari skor baku dari skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
              S     =        Simpangan Baku
                 x  =        Skor rata-rata
              Xi    =        Skor dari tiap soal      
3)      Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (P < Zi)
4)      Menghitung jumlah proporsi skor baku yang lebih baku atau sama Zi yang dinyatakan dengan S(Zi) dengan menggunakan rumus:
      
5)      Menghitung selisih F (Zi) – S(Zi), kemudian ditentukan nilai mutlaknya.
6)      Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu diberi simbol Lo.  Lo = maks  
7)      Bandingkan nilai Lo yang diperoleh dengan nilai Lo yang ada pada tabel. Pada taraf 0,05 jika Lo ≤ Ltabel maka Ho diterima. Dari hasil analisis data pada taraf nyata α = 0,05 terlihat bahwa Lo < Ltabel maka Ho diterima. Berarti data tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.[9]

b) Uji Homogenitas Variansi sampel
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah data kelas sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Barlett dengan langkah-langkah sebagai berikut:[10]
a.       Membuat hipotesis, yaitu:



b.      Menghitung variansi masing-masing kelompok
c.       Menghitung variansi gabungan dari sampel menggunakan rumus: s2 =


d.      Menghitung harga satuan Barlett dengan rumus:  
            
e.       Menghitung harga satuan Chi-kuadrat (X2) dengan rumus: 
            

c)        Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk melihat perbandingan hasil belajar kedua kelas sampel. Dengan hipotesis yaitu:
H0 : μ1 = μ2 : Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik sama dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media komik.
H1 : μ1 > μ2 : Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media komik lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media komik.
Dimana adalah rata-rata kelas eksperimen dan adalah rata-rata kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas ada beberapa rumus untuk menguji hipotesis yaitu:
1)        Apabila sampel berdistribusi normal dan mempunyaii variansi homogen maka uji statistik yang digunakan adalah dengan rumus:

dengan
Dimana:
    =     Nilai rata-rata kelas eksperimen
    =     Nilai rata-rata kelas kontrol
S12     =     Variansi hasil belajar kelas eksperimen
S22     =     Variansi hasil belajar kelas kontrol
S       =     Simpangan baku
n1      =     Jumlah siswa kelas eksperimen
n2      =     Jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria:
Terima Ho jika   dengan dk = n1 + n2 – 2 selain itu Ho ditolak.[11]
2)        Jika sampel berdistribusi normal dan kedua kelompok sampel tidak mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah:
Kriteria pengujinya adalah:
Tolak hipotesis Ho jika t > dan
Terima Ho Jika  t <  
Dengan:
 
3)    Sedangkan jika data yang diperoleh tidak normal, maka gunakan uji-U (Uji Mann-Whitney). Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:[13]
           
            Keterangan:
            U  = Nilai uji Mann-Whitney
n1=  sampel 1
n2=  sampel 2
Ri = Ranking ukuran sample

a.    Jika sampel tidak berdistribusi normal maka digunakan uji U mann-whitney dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)   Menentukan nilai n1 dan n2 dimana n1 adalah jumlah data cuplikan terkecil diantara dua kelompok cuplikan, sedangkan n2 adalah jumlah data cuplikan terbesar.
2)   Buat ranking gabungan dari kedua kelompok tersebut, mulai dari satu sampai N = n1 + n2  
3)   Hitung nilai U dengan mempergunakan metode perhitungan U dengan menggunakan rumus:
U = n1n2 +  - R1 atau
U = n1n2 +  – R2  
Dimana R1 adalah jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n1 dan R2 adalah jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n2 .
4)    Untuk menetapkan kesignifikanan harga U, maka hitung harga Z dengan rumus:
Z = .
Keterangan:
U = harga U terkecil
n = jumlah data cuplikan
n1 = jumlah data cuplikan kelompok terkecil
n2 = jumlah data cuplikan kelompok terbesar
5)   Meskipun pengaruh data kembar dapat diabaikan, jika proposi dari data kembar sangat besar dipergunakan koreksi data kembar. Digunakan rumus Z untuk koreksi data kembar yaitu: 

Z =  dengan   =
6)   Jika nilai U mempunyai peluang sama atau lebih kecil dari  tolak H0 atau terima H1   [14]


[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,..h.64
[2] Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan...,h.109
[3] Suharsimi Arikunto,,h.109
[4]Pratiknyo Prawironegoro, Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal Bidang Studi Matematika, (Jakarta: Dirjen Dikti P2I.PTK,1985),h.11
[5] Pratiknyo Prawironegoro, Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal Bidang Studi Matematika, ( Jakarta: Dirjen Dikti P2I. PTK, 1985 ), h.11

[6]Pratiknyo Prawironegoro,...,h.16
[7] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2005),h.43
[8] Dimyati dan Mudjiono...,h.115
[9] Nana Sudjana, Metode Statistika, h.116
[10] Sudjana,Metode Statistik, (bandung : Tarsito, 2002), h. 261-263
[11] Nana Sudjana...,h.239
[12] Sudjana,...,h.241
[13] http//:www.google.com “uji statistika dengan uji U”. 28-10-2011
[14] Husani Usman, pengantar statistika, ( Jakarta: bumi aksara, 2006), h.325-326

[1] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.ke-16, h. 88
[2] Sumadi Suryabrata,..., h.99
[3] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,, h.104
[4] Suharsimi Arikunto, Prosedur…, h.130
[5] Suharsimi Arikunto,….h.131
[6]Suharsimi Arikunto,…h.134
[7] Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) hal. 153



 
DAFTAR PUSTAKA
Russeffendi, E.T. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang : IKIP Semarang Press.
Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer. Bandung: UPI.
Suherman, et al. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA. FPMIPA UPI.
Sukardi. (2003). Metodologo penelitian pendidikan. Jakarta : Bumu Aksara
 O’Daffer dan Thornquist, 1993, h.41
 Bonnie dan Potts (2003)
Arifmiboy, Bahan ajar statistika pendidikan ,STAIN Bukittinggi: 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar