BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain[1].
Berdasarkan
permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian pra-eksperimental yaitu penelitian yang mengandung
beberapa dari eksperimental, dalam jumlah yang kecil, karena itu penelitian
yang demikian itu tidak dapat dikatakan sebagai benar-benar eksperimental[2].
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah The Static Group Comparison
Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini digunakan satu
kelompok subjek. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel
II. Bagan Rancangan Penelitian
Kelas
|
Perlakuan
|
Tes Akhir
|
(K) E
|
X
|
T2
|
(K) C
|
-
|
T2
|
Keterangan:
(K) E : Kelas eksperimen
(K) C : Kelas kontrol
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen, yaitu pembelajaran dengan media komik.
3.3 Populasi dan Sampel
1. populasi
Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian.[4] Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP Negeri I Tigo Nagari,
yang terdaftar tahun ajaran 2011/2012.
2.Sampel
Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[5]
Sampel yang dipilih haruslah dapat mewakili dan menggambarkan keseluruhan
karakteristik dari populasi. Dalam pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto
menjelaskan:
”Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”[6]
Berdasarkan alasan
tersebut di atas, maka penulis mengambil sampel penelitian secara total sampling yaitu teknik sampling dimana elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel
adalah seluruh anggota populasi atau seluruh anggota populasi dijadikan sampel.karena
kelas VII terdiri dar lima kelas, Sehingga sampel dalam penelitian ini penulis
ambil adalah seluruh siswa kelas VIIA.
3.4 Variabel Data dan Sumber Data
Sekunder
1. Variabel
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
a.
Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pembelajaran
dengan membandingkan model pembelajaran konvensial dengan pembelajaran NHT
b.
Variabel terikat adalah melihat
pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran NTH
2. Data
a.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)
Data primer yaitu data tentang hasil
belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional dan NHT data
siswa di peroleh setelah mengadakan
eksperimen.
2)
Data sekunder
yaitu data nilai rapor matematika X semester I tahun 2011/2012
b.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1)
Data primer bersumber dari siswa kelas VIIA SMPN I Tigo Nagar iyang menjadi sampel dalam penelitian ini.
2)
Data sekunder
bersumber dari Tata Usaha dan guru bidang studi matematika SMPN 1 Tigo Nagari.
1.5 Prosedur Penelitian
1.Tahap
persiapan
Pada
tahap persiapan ini peneliti mempersiapakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan peneliti yaitu:
a. Menetapka
jadwal penelitian
b.
Menentukan kelas sampel yaitu kelas
eksperimen dan kelas control
c. Mempersiapkan
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
d. Mempersiapkan
sumber – sumber ,alat- alat dan bahan – bahan yang diperluakan untuk mendukung
model pembelajaran kooperatif Tipe NHT
e. Menyusun
soal latihan dengan indicator hasil belajar
2.
Tahap
pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan
,peneliti melakukan pembelajaran dikelas eksperimen dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif NHT , sedangkan dikelas control menggunakan
pembelajaran konvensional.
a.
Kelas
eksperimen
1.
Pendahuluan
(
10menit)
a.
Guru
membuka pembelajaran
b.
Guru
mengabsen siswa
c.
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
d.
Guru
memberikan informasi kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu pembelajaran metematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
e.
Guru
membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 2 orang dalam 1 kelompok
2.
Kegiatan
inti(
65 menit)
yaitu dengan langkah-langkah sebagai
berikut
1.
membentuk kelompok 4-6 orang yang heterogen.
Setelah pembagian kelompok,
2.
selanjutnya adalah memberikan penomoran.
3.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan
pertanyaannya dapat bervariasi,
4.
kemudian siswa mengajukan pendapatnya terhadap
pernyataan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya untuk mengetahui
jawabannya
5.
Guru
memanggil satu nomor tertentu
6.
kemudian siswa yang nomornya sama harus
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas
7.
penutup diakhiri dengan meyimpulkan materi
dan mengakhiri kegiatan.
Penulis
menggunakan perincian sebagai berikut :
a)
Lima menit pertama menjelaskan tentang tujuan pembelajaran baik tujuan umum
maupun khusus
b)
Sepuluh menit kedua membagi kelompok dan memberikan penomoran
c)
Lima belas menit ketiga memberikan bahan ajar atau materi
d)
Dua puluh menit ke empat siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal
dalam kelompok
e)
Sepuluh menit kelima pembahasan soal-soal dari nomor yang telah di panggil
f)
Lima menit terakhir penutup dengan menyimpulkan materi dan mengakhiri kegiatan.
3.
Penutup
(
5
menit)
1
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
2
Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR)
yang ada pada buku panduan siswa.
b. Kelas control
1.
Pendahuluan
(
10menit)
a.
Guru membuka pelajaran
b.
Guru menciptsksn suasana yang kondusif
c.
Guru mengabsen siswa
d.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.
Kegiatan
inti(
60menit)
a.
Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan metode ceramah dan Tanya jawab sesuai dengan pokok bahasan
b.
Guru memberikan beberapa soal latihan
.Saat memberikan latihan ,guru memantau kegiatan siswa,membimbing dan membantu
dalam kesulitan menjawab soal
c.
Membahas soal latihan dengan menukar
silangkan latihan siswa dan memberikan kesempatan kepada sisaw yang mau
menyelesaikan soal latihan di depan kelas
d.
Guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang tampil
3.
Penutup
(
10menit)
a.
Guru membahas soal yang tidak dapat
diselasaikan oleh siswa
b.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dan memberikan PR
3. Tahap Evaluasi
Dilakukannya
pre tes sebelum perlakuan dan dan setelah perlakuan
Tujuannya
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan
cooperative learning tipe NHT apakah lebih baik daripada yang menggunakan
pembelajaran model biasa ?. Dengan cara membandingkan hasil dari kedua kelas
yang menggunakan masing-masing model pembelajaran tersebut.
1.Perlakuan pada kelas
eksperimen
2.Perlakuan
pada kelas control
3.Pelaksanaan
tes akhir
3.6 Instrumen
Penelitian
1.
Lembar
observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,
baik dalam situasi buatan untuk mancapai tujuan tertentu.[7]
Observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik,
seperti tingkah laku peserta didik selama pembelajaran, berdiskusi, mengerjakan
tugas, bertanya, dan sebagainya. Untuk mengetahui hal tersebut maka diperlukan
lembar observasi. Lembar observasi ini akan diisi oleh seorang observer.
Langkah-langkah
dalam menyusun lembar observasi adalah:
a.
Merumuskan
tujuan observasi
b.
Membuat
lay-out atau kisi- kisi observasi
c.
Menyusun
aspek- aspek yang akan diobservasi
d.
Validasi
lembar obsevasi
e.
Melaksanakan
observasi
Adapun hal- hal yang akan dilihat oleh observer
yang berkaitan dengan aktifitas siswa
selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan model
pembelajaran konvensional , dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 7.
Aktifitas yang diamati
No
|
Indikator aktifitas
|
Aktifitas yang diamati
|
1.
|
Visual activities
|
Aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan guru
dengan menggunakan model NHT dan menggunakan model konvensional
|
1.
Tes
Hasil Belajar
Tes yang diberikan adalah
tes berbentuk essay. Karena tes essay dapat mendorong siswa untuk
mengorganisasikan dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri. Dalam penyusunan tes
tersebut, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menentukan
tujuan mengadakan tes yaitu mengatahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran dan melihat apakah media pembelajaran yang digunakan berhasil diterapkan.
b.
Membuat
batasan terhadap materi pelajaran yang akan diuji
c.
Membuat
kisi-kisi tes hasil belajar matematika
d.
Menyusun
butir-butir soal sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
e.
Membuat
kunci jawaban kisi- kisi tes hasil belajar.
f.
Validasi
tes
Validitas tes ini
bertujuan untuk mengetahui validitas tes secara teoritis ( validitas isi ).
Dalam suatu tes, tes dikatakan valid apabila materi yang akan diteskan kepada
siswa sesuai bahan- bahan pelajaran yang diatur dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang telah digariskan dalam kurikulum. Dalam
penelitian ini yang menjadi validator tes adalah seorang dosen dan guru.
g.
Melakukan
uji coba tes
Sebelum tes dilaksanakan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes perlu diujicobakan. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah soal yang telah disusun dapat digunakan, direvisi atau dibuang. Dalam penelitian ini akan
diujicobakan di SMPN 1 Tigo Nagari.
h.
Analisis
butir soal tes
Analisis ini dilakukan
untuk melihat dan mengidentifikasi soal- soal yang baik, kurang baik dan soal
yang tidak sama sekali.
Hal- hal yang dilakukan
dalam melakukan analisis butir soal adalah:
1) Validitas
Suatu tes dikatakan valid
apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.[1]
Untuk menentukan nilai
validitas digunakan rumus:
Keterangan:
Koefisien korelasi antara varabel X dan Y
Jumlah
testee
Jumlah
perkalian antara skor item dan skor total
Jumlah
skor item
Jumlah
skor total
Adapun kriteria nilai
validitas soal adalah sebagai berikut:
Validitas (rxy)
|
Kualifikasi
|
0%< rxy ≤ 55%
55%< rxy ≤ 65%
65%< rxy ≤ 75%
75%< rxy ≤ 85%
85%< rxy ≤
100%
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
2)
Reliabilitas
Soal
Suatu tes dikatakan reliabel
apabila tes tersebut dilakukan berulang- ulang kali akan memperoleh hasil yang
tetap. Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian
sebanyak 5 butir soal. Untuk menentukan
reliabilitas soal digunakan rumus:[2]
Dengan:
Koefisien reliabelitas tes
Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam
tes
Jumlah varian skor dari tiap item
= Varian total
Klasifikasi reliabilitas menurut Slamet Santoso adalah:
reliabilitas sangat tinggi
reliabilitas tinggi
reliabilitas sedang
reliabilitas rendah
reliabilitas sangat rendah[3]
Berdasarkan
hasil analisis soal uji coba, diperoleh perhitungan reliabilitas tes hitung
sebesar
soal tes tergolong kepada reabilitas tinggi.
3) Indeks Tingkat Kesukaran (IK) soal
Soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.
Untuk menentukan indeks kesukaran butir soal
digunakan rumus:
Keterangan:
indeks
kesukaran tes
banyaknya jawaban salah yang dibuat oleh
kelompok tertinggi
banyaknya jawaban salah yang dibuat oleh
kelompok rendah
skor setiap soal jika benar
dari
peserta tes
Adapun kriteria tingkat kesukaran berdasarkan
indeks kesukaran adalah:
sukar
sedang
mudah.[4]
4)
Indek
Daya Pembeda (IP) Soal
Daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mampu pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Indeks pembeda soal adalah
angka yang menunjukkan perbedaan kelompok tinggi dan kelompok rendah. Untuk
menghitung indeks pembeda soal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(a)
Data
diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah
(b)
Kemudian
diambil 27% dari kelompok yang mendapat
nilai tertinggi da 27% dari kelompok yang mendapat nilai rendah.
(c)
Dalam
menentukan indeks pembeda soal yang berarti (signifikan) atau tidak, dicari
dulu “degrees of freedom” (df) dengan
rumus:
dengan
(d)
Cari
indeks pembeda dengan rumus:
Dimana:
Indeks pembeda soal
Rata-
rata skor dari kelompok tertinggi
Rata- rata skor dari kelompok rendah
Jumlah
kuadrat deviasi dari kelompok tertinggi
Jumlah
kuadrat deviasi dari kelompok rendah
dari
pengikut tes
Adapun kriteria tingkat
\pembeda soal berdasarkan indeks pembeda adalah:
Daya pembeda
|
Kualifikasi
|
0,40 ≤ D < 1,0
0,30 ≤ D < 0,39
0,20 ≤ D < 0,29
0,0 ≤ D < 0,19
|
Baik sekali
Baik
Cukup
Jelek
|
Ditinjau
dari keseluruhan soal (tes), tes tersebut berarti atau signifikan (memadai)
jika:
50% dari jumlah tersebut
40% dari jumlah soal
tersebut
10% dari jumlah soal tersebut
serta
tidak ada soal yang
nya
negatif.
Menurut
Prawironegoro, “Suatu soal mempunyai daya pembeda soal yang berarti
(signifikan) jika
pada df yang telah ditentukan.”[5]
5)
Klasifikasi soal
Setelah
dilakukan perhitungan indeks kesukaran (
) dan indeks pembeda (
) maka ditentukan soal
yang akan digunakan.
Klasifikasi soal uraian
menurut Prawironegoro adalah:[6]
(a) Item tetap dipakai jika
signifikan
(b) Item diperbaiki jika:
signifikan dan
atau
tidak signifikan dan
(c) Item diganti jika
tidak signifikan dan
atau
B. Teknik Analisa Data
1.
Lembar
observasi
Data aktifitas yang diperoleh
melalui lembar observasi menurut Anas Sudijono dianalisis dengan menggunakan
rumus persentase, yaitu:
Keterangan:
Persentase aktifitas
Frekuensi aktifitas yang dilakukan
Jumlah siswa.[7]
Kriteria penilaian aktifitas
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Jika persentase penilaian aktifitas
adalah 1%- 25% maka aktifitas tergolong sedikit sekali.
b) Jika persentase penilaian
aktifitas adalah 26%- 50% maka aktifitas tergolong sedikit.
c) Jika persentase penilaian
aktifitas adalah 51%- 75% maka aktifitas tergolong banyak.
d) Jika persentase penilaian
aktifitas adalah 76%- 100% maka aktifitas tergolong banyak sekali.[8]
Persentase aktifitas belajar
siswa ini dipantau setiap kali pertemuan, sehingga dapat diketahui bagaimana
perkembangan aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media komik.
2.
Tes
hasil belajar
Tes hasil belajar dapat diukur dengan cara uji
hipotesis. Uji hipotesis dilakukan secara statistik dengan melakukan uji- t dan menggunakan MINITAB 14, Pengujian hipotesis ini
dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a)
Uji Normalitas
Melakukan uji normalitas sampel terhadap nilai tes hasil
belajar matematika kelas VII yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel
tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis yang diajukan
adalah:
H0: Sampel berdistribusi normal.
H1: Sampel berdistribusi tidak normal
Untuk melihat sampel
berdistribusi normal, digunakan uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1)
Data X1, X2,
X3, ……, Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil
sampai yang terbesar.
2)
Mencari skor baku dari
skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
S = Simpangan Baku
x = Skor rata-rata
Xi =
Skor dari tiap soal
3)
Dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (P < Zi)
4)
Menghitung jumlah proporsi
skor baku yang lebih baku atau sama Zi yang dinyatakan dengan S(Zi)
dengan menggunakan rumus:
5)
Menghitung selisih F (Zi)
– S(Zi), kemudian ditentukan nilai mutlaknya.
6)
Ambil harga mutlak yang
terbesar dari harga mutlak selisih itu diberi simbol Lo. Lo = maks
7)
Bandingkan nilai Lo yang
diperoleh dengan nilai Lo yang ada pada tabel. Pada taraf 0,05 jika Lo ≤ Ltabel
maka Ho diterima. Dari
hasil analisis data pada taraf nyata α = 0,05 terlihat bahwa Lo < Ltabel
maka Ho diterima. Berarti data tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal.[9]
b) Uji Homogenitas
Variansi sampel
Uji
ini bertujuan untuk melihat apakah data kelas sampel mempunyai variansi yang
homogen atau tidak. Uji
homogenitas dilakukan dengan uji Barlett dengan langkah-langkah sebagai
berikut:[10]
a. Membuat
hipotesis, yaitu:
c. Menghitung
variansi gabungan dari sampel
menggunakan rumus: s2 =
d. Menghitung
harga satuan Barlett dengan rumus:
e. Menghitung
harga satuan Chi-kuadrat (X2) dengan rumus:
c)
Uji
Hipotesis
Setelah dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji
hipotesis bertujuan untuk melihat perbandingan hasil belajar kedua kelas
sampel. Dengan hipotesis yaitu:
H0 : μ1 = μ2 : Hasil belajar
matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media
komik sama dengan hasil belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran tanpa media komik.
H1 : μ1 > μ2
: Hasil
belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan
media komik lebih baik dari hasil
belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media
komik.
Dimana
adalah rata-rata kelas eksperimen dan
adalah rata-rata kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas
dan uji homogenitas ada beberapa rumus untuk menguji hipotesis yaitu:
1)
Apabila sampel berdistribusi normal dan mempunyaii variansi homogen
maka uji statistik yang digunakan adalah dengan rumus:
dengan
Dimana:
= Nilai rata-rata kelas eksperimen
= Nilai rata-rata kelas kontrol
S12 = Variansi hasil belajar kelas eksperimen
S22 = Variansi hasil belajar kelas kontrol
S = Simpangan baku
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria:
2)
Jika
sampel berdistribusi normal dan kedua kelompok sampel tidak mempunyai variansi
homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah:
Kriteria pengujinya
adalah:
Tolak hipotesis Ho jika t’ >
dan
Terima Ho Jika t’ <
Dengan:
.[12]
3)
Sedangkan jika data yang diperoleh tidak normal, maka
gunakan uji-U (Uji Mann-Whitney). Untuk menghitung nilai
statistik uji Mann-Whitney, rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:[13]
Keterangan:
U = Nilai uji
Mann-Whitney
n1= sampel 1
n2= sampel 2
Ri
= Ranking ukuran sample
a.
Jika
sampel tidak berdistribusi normal maka digunakan uji U mann-whitney dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Menentukan
nilai n1 dan n2 dimana n1 adalah jumlah data
cuplikan terkecil diantara dua kelompok cuplikan, sedangkan n2
adalah jumlah data cuplikan terbesar.
2)
Buat
ranking gabungan dari kedua kelompok tersebut, mulai dari satu sampai N = n1
+ n2
3)
Hitung
nilai U dengan mempergunakan metode perhitungan U dengan menggunakan rumus:
U
= n1n2 +
- R1
atau
U
= n1n2 +
– R2
Dimana
R1 adalah jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran
sampelnya n1 dan R2 adalah jumlah ranking yang diberikan
pada kelompok yang ukuran sampelnya n2 .
4)
Untuk menetapkan kesignifikanan harga U, maka
hitung harga Z dengan rumus:
Z
=
.
Keterangan:
U
= harga U terkecil
n
= jumlah data cuplikan
n1
= jumlah data cuplikan kelompok terkecil
n2
= jumlah data cuplikan kelompok terbesar
5)
Meskipun
pengaruh data kembar dapat diabaikan, jika proposi dari data kembar sangat
besar dipergunakan koreksi data kembar. Digunakan rumus Z untuk koreksi data
kembar yaitu:
Z
=
dengan
=
[4]Pratiknyo Prawironegoro, Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal
Bidang Studi Matematika, (Jakarta: Dirjen Dikti P2I.PTK,1985),h.11
[5]
Pratiknyo
Prawironegoro, Evaluasi Hasil Belajar
Khusus Analisis Soal Bidang Studi Matematika, ( Jakarta: Dirjen Dikti P2I.
PTK, 1985 ), h.11
[6]Pratiknyo
Prawironegoro,...,h.16
[13] http//:www.google.com “uji statistika
dengan uji U”. 28-10-2011
[1]
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
Cet.ke-16, h. 88
[2]
Sumadi Suryabrata,..., h.99
[4] Suharsimi Arikunto, Prosedur…, h.130
[5] Suharsimi Arikunto,….h.131
[6]Suharsimi Arikunto,…h.134
[7]
Zainal
Arifin. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009) hal. 153
DAFTAR PUSTAKA
Russeffendi,
E.T. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang
Non-Eksakta Lainnya. Semarang : IKIP Semarang Press.
Sanjaya,
Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Suherman,
Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer.
Bandung: UPI.
Suherman, et
al. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA.
FPMIPA UPI.
Sukardi. (2003). Metodologo
penelitian pendidikan. Jakarta : Bumu Aksara
O’Daffer dan Thornquist, 1993, h.41
Bonnie dan Potts (2003)
Arifmiboy, Bahan
ajar statistika pendidikan ,STAIN Bukittinggi: 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar